Sementara, Wakil Dekan Ilmu Komunikasi Unswagati Cirebon Dr Khaerudin Imawan mengatakan, debat kandidat bukan sekadar ajang pertarungan antarpasangan calon (paslon), melainkan forum penting di mana calon pemimpin diuji untuk menyampaikan visi, misi, ide, dan program mereka kepada publik.
Fokus utama debat seharusnya bukan pada persaingan antar paslon, melainkan pada bagaimana mereka berkomunikasi dengan masyarakat sebagai pemilih.
Menurut Khaeruddin, hal ini menjadi catatan penting bahwa komunikasi politik yang sesungguhnya terjadi antara paslon sebagai komunikator dan masyarakat sebagai audiens utama.
"Karena itu, debat kandidat harus mencerminkan kepentingan, harapan, dan aspirasi masyarakat, bukan semata-mata kepentingan politik antar paslon. Serangan personal antar kandidat dalam debat tidaklah elok dan seharusnya dihindari," kata Khaeruddin.
Dari segi performa, ujar Khaeruddin, penguasaan materi menjadi aspek yang sangat penting. Paslon dengan rekam jejak kepemimpinan yang solid biasanya lebih unggul dalam menyampaikan visi dan misi mereka.
Catatan keberhasilan dan perubahan yang telah dicapai selama periode sebelumnya menjadi tolok ukur untuk program-program berikutnya.
"Hal ini memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kemampuan paslon dalam mewujudkan janji-janji politik mereka," ujarnya.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait