"Karena itu, penting sekali peran perguruan tinggi untuk mewujudkan hilirisasi tersebut dengan menjadikannya (perguruan tinggi) sebagai pusat informas, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat," tutur Gubernur Lemhanas RI.
Kang Ace mengatakan, alasan Indonesia harus melakukan hilirisasi adalah karena pertama, akan melahirkan nilai tambah. Dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, Indonesia bisa meningkatkan nilai jual produk di pasar global, meningkatkan penerimaan negara, dan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) di ekonomi nasional.
Pada 2017, kata Kang Ace, nilai ekspor nikel mentah Indonesia sebesar 3,3 miliar Dolar AS. Setelah program hilirisasi dilaksanakan pada 2021 lalu, nilai ekspor naik menjadi 20 miliar Dolar AS pada 2023. "Itu salah satu contoh dengan hilirisasi akan meningkatkan nilai ekspor bahan jadi," ucapnya.
Kedua, hilirisasi mendorong industrialisasi dan diversifikasi ekonomi. Hilirisasi menciptakan ekosistem industri yang lebih kompleks, mempercepat industrialisasi, dan mengurangi ketergantungan pada sektor primer dengan memperkuat sektor sekunder dan tersier.
Ketiga, menciptakan lapangan kerja dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). "Proses hilirisasi memerlukan tenaga kerja dengan berbagai keterampilan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan SDM dalam negeri," ujar Gubernur Lemhanas RI.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait