Dia mencontohkan adegan pembukaan lahan yang digambarkan dalam novel. Menurut Heliana memiliki nuansa layaknya adegan dalam film.
“Menurutku, oh ini kok seperti di film gitu ya. Sehingga kita bisa membayangkan bagaimana sebuah pembukaan lahan menjadi peristiwa yang sangat menarik,” ucap Heliana dengan antusias.
Novel "Cinta, Kopi, dan Kekuasaan: Kesaksian Nyai Apun Gencay", kata Heliana, mengangkat sejarah perempuan dalam konteks sosial dan politik yang berkelindan dengan budaya kopi.
“Novel ini juga memiliki narasi kuat dengan atmosfer yang menawarkan pengalaman membaca imersif, menghadirkan sejarah yang bisa dirasakan dan dibayangkan seolah nyata,” ujar Heliana.
Pada acara yang diinisiasi Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia dan dipandu oleh sastrawan dan penulis muda, Faisal Syahreza itu turut hadir jurnalis dan aktivis lingkungan Tosca Santoso, yang dalam pengantarnya menjelaskan bagaimana novel ini menyajikan sudut pandang berbeda tentang sejarah Cianjur.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait