Reformasi Intelijen Indonesia, BIN Dituntut Lebih Profesional dan Antisipatif

Rizal Fadillah
Diskusi bertajuk "Dinamika Reformasi Tata Kelola Intelijen Indonesia". (Foto: Ist)

JAKARTA, iNewsBandungRaya.id – Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie menggelar diskusi terbatas bertajuk "Dinamika Reformasi Tata Kelola Intelijen Indonesia".

Diskusi ini menghadirkan sejumlah akademisi, peneliti, dan praktisi untuk membahas tantangan dan prospek reformasi intelijen di Indonesia, terutama dalam penguatan Badan Intelijen Negara (BIN).

Diskusi yang dimoderatori oleh Yudha Kurniawan, dosen Ilmu Politik Universitas Bakrie, menyoroti empat aspek penting dalam reformasi tata kelola intelijen, yaitu penguatan fungsi intelijen untuk deteksi dini ancaman, pengelolaan sistem rekrutmen dan staffing, transformasi kultur intelijen, serta penguatan mekanisme pengawasan.

Direktur Eksekutif LESPERSSI, Rizal Darma Putra menekankan pentingnya BIN menerapkan pendekatan berbasis ancaman (threat-based intelligence) agar dapat mencegah ancaman sebelum eskalasi.

"BIN harus mampu menerapkan metode ini agar tidak hanya bereaksi terhadap peristiwa yang sudah terjadi, tetapi juga dapat mencegah ancaman sebelum mencapai titik eskalasi," ucap Rizal.

Editor : Rizal Fadillah

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network