Yang menarik, Dedi Mulyadi tidak membantah. Melalui akun TikTok resminya, ia mengonfirmasi kepemilikan mobil tersebut.
Namun alih-alih langsung membayar, ia justru berdalih bahwa keterlambatan terjadi karena mobil masih berpelat Jakarta dan sedang dalam proses mutasi ke Jawa Barat.
“Tidak elok rasanya sebagai Gubernur Jawa Barat, saya menggunakan pelat Jakarta,” ucap Dedi dikutip dari akun TikTok pribadinya, Selasa (22/4/2025).
Pernyataan tersebut sontak memantik kontroversi. Banyak yang mempertanyakan, apakah etika estetika pelat nomor lebih penting daripada tanggung jawab membayar pajak tepat waktu.
Apalagi, status jabatan publik semestinya menjadi contoh dalam kepatuhan terhadap aturan, bukan justru mengakali celah administratif.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait