Narasi “Ekonomi Berbagi” dan Kritik Ideologis
Žižek mengecam narasi “ekonomi berbagi” sebagai ideologi murni. Ketika Wakil Menaker Immanuel Ebenezer (Noel) menyatakan di sidang ILO, “Ojol adalah manusia yang harus dimanusiakan, bukan algoritma data dalam status kemitraan,”
itu merupakan pengakuan bahwa selama ini mereka diperlakukan seperti perpanjangan mesin.
Di sidang International Labour Conference di Jenewa, Juni 2025, ILO memutuskan bahwa driver ojol adalah pekerja digital yang berhak atas perlindungan buruh. Konvensi ini akan ditetapkan resmi pada 2026.
Gramsci menyebut proses ini sebagai “war of position”, perebutan ruang diskursif lewat serikat buruh global yang berhasil meruntuhkan narasi kemitraan buatan platform.
Data sebagai Senjata: Mengungkap Ketimpangan
Pramoedya percaya bahwa kebenaran sejati berada pada kehidupan orang-orang kecil, bukan retorika penguasa. Berikut fakta yang menegaskan nasib driver:
Total driver aktif: ±2 juta; baru ±250 ribu yang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan masih ±1,75 juta yang tanpa jaminan JKK dan JKM.
Rata-rata pendapatan bruto: Rp 2,1 juta/bulan, jauh di bawah UMR di banyak kota.
Setelah potongan operasional (bensin, servis, helm, jaket, ponsel), pendapatan bersih hanya ±Rp 1,4 juta, sebuah “kemerdekaan digital” yang menindas.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait