Bagian paling ironis: platform memberi narasi “jadilah bos untuk diri sendiri” sambil memberlakukan kontrol lebih ketat daripada hubungan kerja tradisional, GPS, rating, tracking penolakan order, semuanya mencerminkan bentuk baru dominasi.
Perjuangan Kemanusiaan: War of Position Digital
Bayangkan seorang driver bertanya:
“Mereka bilang kami mitra, tapi kenapa diperlakukan seperti babu? Kenapa rating bisa bikin kami kehilangan order? Kenapa kami gak boleh pilih order jauh?”
Perjuangan untuk status hukum adalah perjuangan untuk kemanusiaan, hak upah minimum, jaminan sosial, perlindungan kerja. Gramsci melihat ini sebagai “war of position”: narasi kemitraan harus dilawan lewat kesadaran kritis dan solidaritas kolektif.
GARDA dan Aliansi Driver Online adalah organic intellectuals, intelektual organik dari kelas pekerja yang merumuskan kesadaran kritis, tak hanya soal tarif, tapi soal posisi manusia di hadapan algoritma.
Melawan Amnesia Digital: Žižekian Wake‑Up Call
Pramoedya menegaskan pentingnya ingatan kolektif untuk melawan penindasan. Kata dia “jangan jadi bangsa amnesia.” Dalam konteks digital, amnesia ini menjadi normalisasi eksploitasi. Žižek menambahkan bahwa kita tak benar-benar lupa, tetapi melakukan “disavowal”:
“Saya tahu driver dieksploitasi, tapi tetap pakai aplikasi karena praktis.”
Tindakan kita, memberi rating rendah karena terlambat, memilih opsi termurah, hal itu secara tak sadar memperkuat sistem. Namun kita menolak tanggung jawab dengan mengatakan, “Itu tugas platform, bukan saya.”
Gramsci mengatakan ini bagian dari hegemoni platform: konsumen dipisahkan dari realitas produksi, sehingga eksploitasi tak terlihat.
Perlawanan terhadap kapitalisme pengawasan harus dimulai dari menolak amnesia ini, seperti yang dilakukan Pramoedya lewat penulisan: mendokumentasikan dan menyuarakan pengalaman driver sebagai bagian dari sejarah perjuangan kelas digital. Ini soal empati dan gagasan struktural.
Penulis adalah Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait