Forjabar menilai sikap diam KPK bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga antirasuah. Mereka khawatir publik akan melihat KPK hanya tegas kepada pejabat tertentu, tapi melemah ketika berhadapan dengan figur yang punya posisi dan kekuatan politik.
“Kalau KPK tidak berani menjelaskan status dan keterangan Patris, ini sama saja merusak komitmen pemberantasan korupsi. Jangan sampai publik menganggap ada tebang pilih dalam penegakan hukum,” kata Usman.
Selain orasi, massa Forjabar melakukan teatrikal melempar telur dan tomat busuk ke foto wajah Patris Yusrian (diperankan seseorang dengan poster bergambar timbangan hukum) sebagai simbol kritik atas “busuknya” penegakan hukum.
"Simbol tersebut merupakan bentuk kritik keras terhadap keadilan yang dianggap membusuk karena tidak dijalankan secara transparan," ujarnya.
Forjabar mengingatkan, jika KPK tidak segera memanggil kembali Patris Yusrian Jaya dan membuka ke publik hasil pemeriksaannya, citra KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi bisa semakin runtuh.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
