"Melalui tabur bunga ini, kami mendoakan para korban di eks TPA Leuwigajah. Semoga ke depan tidak ada lagi kejadian yang sama dan menimbulkan korban jiwa," kata Tokoh Kampung Adat Cireundeu, Abah Widi kepada wartawan usai ritual, Selasa (21/2/2023).
Menurutnya, peristiwa kelam di TPA Leuwigajah itu tidak lepas dari kesalahan manusia dalam mengelola sampah. Ada konsep yang tidak dilakukan dengan benar oleh pengelola TPA saat itu sehingga terakumulasi dan berakibat fatal.
Sebelum kejadian itu, ada perjanjian lisan antara pemerintah dengan warga bahwa pengelolaan sampah di TPA Leuwigajah itu seperti 'kucing berak'.
Filosofinya adalah ketika sudah membuang kotoran (sampah) lalu dilakukan penimbunan dengan pasir atau tanah. Namun sampah hanya dibuang dan dibiarkan, sehingga menyebabkan longsor gunungan sampah.
"Sekarang ini tidak perlu mencari siapa yang salah karena peristiwa mengerikan itu sudah terjadi. Tinggal bagaimana ke depan jangan terjadi lagi di daerah lain," terangnya.
Editor : Rizal Fadillah