BANDUNG BARAT,iNewsBandungraya.id- Penyandang Disabilitas di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengikuti program terapi dan pemeriksaan psikologi di Aula Kantor Desa Cilame, Selasa (23/5/2023). Mereka adalah disabilitas dengan rentang usia antara 3-20 tahun yang kebanyakan menderita disabilitas sejak lahir.
Ketua Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Cucu Yanti yang menjadi inisiator kegiatan ini mengatakan, terapi bagi penyandang disabilitas anak-anak di Desa Cilame sudah berlangsung sejak 2016. Namun sempat terhenti karena ada pandemi COVID-19 dan sekarang kembali digulirkan.
"Awalnya ada 35 anak disabilitas, namun sekarang tinggal 20 karena sebagian orang tuanya ada yang melakukan terapi secara mandiri," ucapnya usai pemeriksaan psikologis pengembangan potensi melalui dukungan kesehatan dan sosial holistik bagi anak disabilitas.
Pada awal program ini digulirkan pelaksanaannya hanya setahun tiga kali. Kemudian di 2017 pelaksanaannya ditambah dari tiga kali setahun menjadi setiap bulan, bahkan di 2020 menjadi dua kali dalam sebulan. Namun tahun 2020 saat terjadi pandemi COVID-19 program ini sempat mengalami kevakuman.
Selain itu kendala di lapangan juga harus dihadapi karena masih adanya orang tua yang merasa malu atau minder anaknya ikut program ini. Setelah lambat-laun diberikan pemahaman, akhirnya mereka mau terlibat karena manfaatnya sangat positif bagi tumbuh kembang anak ke depan. Mengingat biasanya bagi disabilitas perlu ada penanganan khusus secara telaten.
"Di kegiatan ini melibatkan pula psikolog agar mereka tahu cara menghadapi anak-anaknya yang berkebutuhan khusus," imbuhnya.
Salah seorang psikolog, Karina Dewanti Shafwan mengaku kehadirannya untuk melakukan assesment psikologis pada anak berkebutuhan khusus (ABK). Seperti melalui metode wawancara dan menggunakan alat tes, yang diharapkan hasilnya menjadi uraian kualitatif dan evaluasi bagi RBM terkait perkembangan anak.
"Metode wawancara untuk mengetahui sejauh mana tumbuh kembang anak, sementara alat test berupa WISH dan SB untuk mengetahui potensi intelektual," terangnya.
Sementara Kepala Desa Cilame, Aas Moch Asor menerangkan, penyandang disabilitas menjadi kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi. Melalui program yang digulirkan diharapkan masyarakat lebih peduli pada mereka, sehingga penyandang disabilitas akan lebih berdaya.
"Program terapi dan psikologi bagi penyandang disabilitas dibiayai dari Dana Desa. Ini merupakan bagian dari
pemberdayaan masyarakat, peningkatan sumberdaya manusia, dan peningkatan kesejahteraan," sebutnya. (*)
Editor : Abdul Basir