"Faktanya, saat ini masih banyak UMKM terkendala memanfaatkan platform digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat pada 2022 terdapat 68 persen dari total 64 juta UMKM di Indonesia yang belum masuk ekosistem digital," ujar Sri Safitri.
Riset dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) itu merupakan imbas dari kurangnya pengetahuan dan keahlian digital pelaku UMKM.
“Tren masyarakat saat ini adalah berbelanja langsung melalui aplikasi e-commerce sehingga sangat penting bagi UMKM menguasai keterampilan dalam menawarkan barang dan jasa di platform digital seperti TikTok. Pijar Mahir selalu berkomitmen mendukung UMKM dengan pelatihan berkualitas untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan digital UMKM,” ujar Sri Safitri.
Guna mempercepat pencapaian target pemerintah agar UMKM semakin go digital, Candra Wijayangka, dosen Fakultas Komunikasi Bisnis Telkom University (Tel-U), mengatakan, kerjasama strategis keduanya tersebut layak dijadikan referensi ekonomi digital terutama untuk UMKM.
Sebab, kekuatan keduanya sudah teruji di dalam negeri, sehingga memberikan angin segar bagi UMKM. "Kita tak bisa pungkiri jika ekonomi digital untuk UMKM, terutama yang dihadirkan oleh Telkom dan TikTok selama ini, itu telah menciptakan demokratisasi ekonomi bisnis luar biasa. Sebagai praktisi dan akademisi bisnis, saya sambut baik kerja sama keduanya karena fakta di lapangan, belum semua pelaku UMKM melek teknologi," kata Candra Wijayangka.
Editor : Ude D Gunadi