Selain itu, Pemprov Jabar juga turut menindaklanjuti program pompanisasi dari Kementan. Pompanisasi ini merupakan program pemberian alat pompa di beberapa daerah yang lahan sawahnya masuk indeks pertanaman (IP) satu, namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun.
"Berdasarkan laporan harian perluasan areal tanam per 5 Agustus 2024, bahwa dari target pompanisasi dan padi Gogo Jawa Barat sebesar 117.852 hektar terealisasi sebesar 100.488 hektar, capaian ini menempatkan Jawa Barat diperingkat pertama secara nasional," jelasnya.
Bey mengatakan, saat ini progress pompanisasi refocusing di Jabar telah diserahterimakan 100 persen atau sebanyak 7.033 unit kepada kelompok tani/brigade dan telah dimanfaatkan sebesar 82,62 persen atau 5.811 unit.
"Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian atas dukungan anggaran belanja tambahan kepada Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.110 unit (225 unit provinsi dan 885 unit Kab/Kota) untuk irigasi perpompaan dan 990 unit untuk irigasi perpipaan," katanya.
Di luar langkah penanganan, Bey mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya berkunjung ke Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor untuk melihat panen, luasnya 3.000 hektar dan hasil panen rata-rata 5,4 sampai 5,6 ton per hektar GKG.
"Hal menarik yang saya dapatkan, penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk pompa ini terbukti jauh lebih efisien dibandingkan bensin, dengan penghematan biaya produksi yang signifikan dari Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari dengan bensin menjadi hanya Rp25.000 per hari dengan BBG," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah