Keluarga Pasien RSHS Jadi Korban Pelecehan, Dokter Tirta Desak Hukuman Berat

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter residen (PPDS) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menuai kecaman luas dari publik, termasuk dari dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi.
Melalui akun X @tirta_cipeng, dr. Tirta menyebut peristiwa ini sebagai aib besar dalam dunia pendidikan dokter spesialis.
“Ini kisah paling memalukan sepanjang sejarah PPDS,” tegas dr. Tirta, dikutip Rabu (9/4/2025).
Ia menyoroti dampak besar yang ditimbulkan oleh kasus ini terhadap kepercayaan masyarakat terhadap profesi dokter, khususnya spesialis anestesi.
“Hal ini bisa menghancurkan trust pasien ke dokter anestesi di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, dr. Tirta pun berharap pelaku dihukum seberat-beratnya dan di investigasi bilamana ada korban lain.
“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya, dan investigasi harus detail. Perlu ditelusuri apakah ada korban lain atau tidak. Dukunganku untuk korban dan keluarganya,” tutup dr. Tirta.
Dokter Residen Anestesi Ditahan Polisi
Pihak kepolisian membenarkan bahwa seorang dokter residen dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) telah ditahan pada 23 Maret 2025.
Ia diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anggota keluarga pasien yang sedang menjalani perawatan di RSHS Bandung.
“Sudah ditahan pada tanggal 23 Maret,” kata Kombes Pol Surawan, Direktur Ditreskrimum Polda Jawa Barat, saat dikonfirmasi pada Rabu (9/4/2025).
Sebagai informasi, kasus ini pertama kali viral melalui akun Instagram @ppdsgramm. Disebutkan bahwa korban yang merupakan keluarga pasien ICU hendak mendonorkan darah untuk orang tuanya yang menjalani operasi.
Korban lalu dibawa ke lantai 7 RSHS, diminta berganti pakaian pasien, dan dipasangi infus.
Korban yang tidak memahami prosedur crosmatch darah, mengikuti saja arahan dari pelaku. Ia kemudian diberi obat bius, dan dugaan kekerasan seksual terjadi saat korban dalam kondisi tak sadar, sekitar tengah malam.
Korban baru sadar sekitar pukul 04.00 WIB dalam kondisi nyeri di area kemaluan. Merasa ada kejanggalan, korban langsung menjalani visum ke dokter spesialis kandungan, yang hasilnya menunjukkan bekas sperma.
Lebih lanjut, di lokasi kejadian ruang MCHC7 juga ditemukan bercak sperma di lantai. Area tersebut kemudian dipasangi garis polisi sebagai bagian dari proses penyelidikan.
RSHS: Pelaku Sudah Dikeluarkan dan Dikembalikan ke FK Unpad
Pihak RSHS menyatakan bahwa pelaku bukan pegawai RSHS, melainkan peserta pendidikan dari FK Unpad.
Setelah kejadian, pelaku langsung dikeluarkan dan dikembalikan ke fakultas. Kasus ini pun telah sepenuhnya ditangani oleh pihak kepolisian.
Editor : Zhafran Pramoedya