Lukisan Fotorealis-realis Guntur Timur dan Mariam Sofrina Tampil di Lawangwangi Bandung

Pengalaman personal dua pelukis realis ini beranjak dari sudut pandang, konsep lukisan, metoda dan kecenderungan artistik yang berbeda dalam memahami dan mengalami ruang yang ditemukan hingga menjadi bahan refleksi dan rasa syukur atas kekuasaan Tuhan yang mencipta dan mengatur kehidupan dunia ini.
Meskipun Guntur Timur dan Mariam Sofrina juga menggunakan citra fotografi yang diambil sendiri, kedua seniman ini mengajak pecinta seni untuk hadir di ruang lukisan untuk memilih cara melihat, memahami dan merasaka lukisan realisme yang mereka ciptakan. Rasa yang muncul atas bidang, garis, warna dan tonal value yang terukur secara akurat yang dilihat oleh pecinta seni lukis dan publik itulah yang kemudian menjadi penting pada pameran lukisan dua seniman Bandung ini.
Dalam dunia yang dibanjiri citraan tanpa jeda, kedua seniman memilih jalan lambat—melukis dengan presisi, kesabaran, dan intensitas afektif yang dalam. Mariam, dengan palet penuh warna dan kepekaan teksturalnya, mengangkat gambaran alam dan kota yang tampak remeh menjadi pengalaman estetik yang hening dan terasing. Sementara Guntur, melalui gambaran alam melalui sapuan monokrom dan komposisi formal, menghadirkan keheningan visual yang membuka ruang kontemplasi dan kedalaman emosional.
Guntur Timur dan Mariam Sofrina juga menyuguhkan live painting pada pembukaan pameran sampai selesai lukisannya di ruang galeri Lawangwangi, sebagai upaya mengedukasi publik dan pecinta seni lukis terkait proses kreatif dalam metode praktik seni lukis yang mereka tekuni. Sebuah open studio di ruang pameran di mana Guntur Timur dan Mariam Sofrina menunjukan metode dan teknik melukis foto-realis.
“Lukisan-lukisan mereka bukan representasi, melainkan ruang refleksi dan resistansi; tubuh sang pelukis menandai setiap lapisan cat sebagai jejak waktu dan intensi. Pameran ini mengajak kita merenungi bagaimana kelambanan dan perhatian terhadap detail bisa menjadi perlawanan lembut terhadap disorientasi visual zaman digital—membangkitkan kembali afek, pengalaman inderawi, dan keterlibatan mendalam dengan dunia,” pungkas Asmudjo J. Irianto. Pameran lukisan fotorealis dua seniman Bandung ini akan berlangsung sampai 16 Mei 2025 di Lawangwangi Creative Space, Jl. Dago Giri no 99, Bandung. (*)
Editor : Abdul Basir