Barisan Muda Peduli Bangsa Dorong Revitalisasi Konservasi Seni Budaya Lintas Generasi

BANDUNG,iNews BandungRaya.id - Organisasi kepemudaan Barisan Muda Peduli Bangsa (BMPB) ikut aktif dalam penyelenggaraan Semarak Budaya 2025.
Kegiatan yang Berlangsung pada tanggal 6–10 Oktober 2025 tersebut hasil kolaborasi Kementerian Kebudayaan dan DPR RI.
Acara ini menghadirkan Melly Goeslaw, maestro musik Indonesia sekaligus Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Gerindra, sebagai tokoh utama yang menginspirasi gerakan pelestarian seni dan budaya di Jawa Barat.
Di bawah moderasi Ketua Umum BMPB, M. D. Ghufron B.B.A. yang juga dikenal sebagai figur muda diplomasi budaya melalui alumni AFS Bina Antarbudaya dan Intercultura Italy, beasiswa kebudayaan yang juga melahirkan alumni seperti Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, S.S., M.Sc.
Kegiatan Semarak Budaya 2025 tidak hanya sekadar menjadi panggung pertunjukan, tetapi juga ruang dialog dan revitalisasi seni tradisional, sekaligus wadah apresiasi bagi seniman lintas generasi.
Kegiatan ini menampilkan kolaborasi berbagai sanggar dan komunitas seni dari Bandung dan Cimahi. Tidak tanggung-tanggung kegiatan ini Menggandeng 10 sanggar-sanggar Budaya dan komunitas yang eksis dan terkemuka di Kota Bandung dan Cimahi.
Seperti Sanggar Mutiara, Esdiar Studio, Sanggar Putra Mayang Mandiri, Sanggar Sekar Arum Wirahma, SanggarTisasora, Sanggar Tari Tri, Sanggar Putri Rengganis, dan Sanggar Krisna Wijaya.
Selain itu, turut pula berpartisipasi komunitas komunitas Seni Budaya Seperti Masyarakat Teater Cimahi (MASTECI) dan Padepokan Silat Panglipur Pamager Sari. Pada sambutannya,
Melly Goeslaw menegaskan peran seni sebagai bahasa universal yang menyatukan manusia.
“Seni adalah bahasa general yang bisa dimengerti oleh semua kalangan dan semua negara, alat komunikasi dan propaganda yang efektif,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa karya seni yang lahir dari emosi dan pengalaman manusia memiliki kedalaman tersendiri.
Sebagai legislator, Melly juga menyoroti perjuangannya dalam memperjuangkan RUU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, guna melindungi serta menyejahterakan para seniman.
Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali seni tradisional di Jawa Barat yang mulai memudar.
“Seni di Jawa Barat yang telah punah harus diberi panggung agar dikenal kembali oleh generasi muda,” tuturnya.
Selain Melly Goeslaw, Acara Semarak Budaya 2025 juga turut dimeriahkan oleh kehadiran tokoh silat nasional Abah Asep Gurwawan, guru besar Panglipur, yang turut menjadi nara sumber dan memberi pandangan terkait tradisi budaya dan seni.
“Seni itu, apalagi pencak silat, selalu punya makna dalamtiap gerakan, makna yang berguna bagi tiap langkah edukasi,” katanya.
Sementara itu, Syntya Marlina pendiri Sanggar Tari Mutiara yang juga merupakan alumni Mojang Jajaka Cimahi, menunjukkan bagaimana generasi muda mampu melestarikan budaya melalui inovasi.
Sebagai Pemilik Sanggar yang sudah memiliki tiga cabang sanggar aktif di Jawa Barat, ia menjadi simbol regenerasi seni yang produktif dan berdedikasi.
Dalam rangkaian acara ini, Melly Goeslaw juga turut memperkenalkan gerakan yang ia buat yang bernama “Balad Melly”, yang merupakan wadah pengembangan seniman muda di Bandung dan Jawa Barat.
Gerakan ini berfokus pada peningkatan kapasitas seniman agar mampu bersaing secara profesional tanpa harus kehilangan akar budaya lokal.
Melalui Semarak Budaya 2025, kolaborasi antara generasi muda, pelaku seni, dan pembuat kebijakan berhasil menciptakan gerakan budaya yang berkelanjutan.
"Di tangan tokoh-tokoh seperti Melly Goeslaw dan Abah Asep Gurwawan, seni tumbuh menjadi kekuatan sosial, ekonomi, dan diplomasi budaya yang menegaskan jati diri Indonesia di panggung duni," timpal Ghufron. (*)
Editor : Rizki Maulana