Bila seperti itu, dia mengaku, tak jarang membeli bahan baku kepada petani untuk memenuhi permintaan pasar. Termasuk dengan merencanakan budidaya ikan lele menggunakan metode terpal.
"Namun yang terpenting yaitu lebih pada pendidikan anak-anaknya. Hingga akhirnya dengan pengetahuan yang mereka miliki dapat berkarya sendiri di rumahnya. Lele itu hanya alat pembelajaran saja," kata Toto.
Toto pun mengaku memiliki harapan besar, semangat entrepeneurship tersebut meluas tidak hanya di dalam sekolah saja. Artinya, bila menjadi manfaat untuk lingkungan sekitar itu menandakan keberhasilan dari inovasi yang telah dilakukan.
"Saya baru saja beberapa bulan lalu diundang oleh kecamatan. Kebetulan ibu camatnya datang ke sekolah kemudian melihat budidaya ikan dalam ember. Kemudian saya diundang untuk menjadi narasumber di depan darma wanita dan PKK terkait pengetahuan budidaya ikan ini," katanya.
Lebih lanjut, Toto mengaku, inovasi yang dia gagas tak lepas dari motivasi yang terus digulirkan oleh pemerintah, khususnya Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jawa Barat. Bahkan, untuk tingkat SMA/SMK/SLB yang ada di Jawa Barat, harus membuat program laporan kinerja harian, bulanan, hingga tahunan.
"Artinya, kita memang difasilitasi untuk terus berkarya dan guru-guru juga begitu, sehingga iklim berinovasi dan berprestasi sudah menjadi kebutuhan, karena semua guru PNS Jabar harus melaporkan hampir tiap hari, melalui video, foto dan lainnya," pungkasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait