Dalam seminggu, Mayang hanya diberi izin satu kali untuk menelepon keluarganya.
“Sebelum mereka disekap, jadi dia gak bisa pegang HP dengan bebas, mereka itu dikasih ponsel hari Minggu atau Sabtu untuk kasih kabar ke keluarganya. Awalnya tiap minggu, lama-lama jadi sebulan sekali, alasannya karena enggak mencapai target,” beber Valeria.
Pengakuan mengejutkan diceritakan sang adik kepada Valeria setelah sepekan melakoni pekerjaannya. Di sana Mayang dan pekerja lainnya mulai mendapatkan perlakuan yang tidak baik.
Sejumlah hukuman fisik mulai diterapkan, seperti push up, squat jump, hingga kekerasan fisik seperti disetrum dengan alat khusus.
Lalu, benefit yang dijanjikan pun tak pernah diterima Mayang. Pekerja di sana justru harus mendapatkan potongan upah jika melakukan kesalahan dan sakit.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait