Uniknya, langit-langit tiap ruangan berbeda-beda. Ada yang memakai pelat eser (seng tebal), ada juga yang murni pakai papan kayu jati.
Sementara di bagian belakang terdapat, kamar untuk pembantu, dapur, dan kamar mandi. Bangunan itu dihubungkan dengan bangunan utama melalui koridor.
Komposisi ruangan seperti ini tak beda dengan rumah-rumah dinas tentara di Garnizun. Di samping sebelah kanan bangunan utama, ada paviliun.
Sementara di belakang masih menyisakan lahan untuk kebun. Kondisi itu masih dipertahankan hingga kini.
Hanya saja, keberadaan sebuah pendopo di depan rumah atau halaman depan yang dulunya dipakai untuk menggelar wayang kulit setiap muludan atau momen lain sudah dirobohkan.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait