Pelatihan juga mencakup aspek dari hulu hingga hilir, termasuk teknik roasting dan pengemasan kopi. Meski singkat, pelatihan ini bersifat intensif dan akan diikuti dengan monitoring oleh Densus dan PT Pupuk Kujang.
“Program ini tidak berhenti pada pelatihan saja. Setelah pelatihan, para peserta akan terus dipantau dan dibantu dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi di lapangan," ujar Agung.
Selain kopi, madu dan rempah juga menjadi komoditas andalan yang dikembangkan melalui program ini. Dengan demikian, para eks napiter dapat memanfaatkan potensi desa dan lahan yang disediakan oleh Perhutani untuk menjalankan usaha pertanian secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kanit 1 Subdirektorat Integrasi Koordinasi, Direktorat Identifikasi dan Sosial, Densus 88/AT, AKBP Vanggivantozy Praduga Satria menuturkan, selain diberi keterampilan bertani, para peserta juga diberi akses konsesi lahan.
“Setiap kelompok akan menggarap lahan seluas 50 hektar bersama masyarakat. Kalau ada 5 kelompok berarti konsesi lahan sekira 250 hektare,” ungkap Vanggi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait