Menurutnya, hal ini tercermin dari kebiasaannya turun langsung ke lapangan dan merespons berbagai situasi secara spontan.
"Ini adalah ciri khas orang yang sering turun langsung dan bersentuhan dengan masyarakat. Ia merasa bahwa informasi yang dimilikinya sudah cukup, sehingga tidak perlu bertanya kepada orang lain. Ia yakin keputusan yang diambil sudah tepat," jelasnya.
Meski begitu, gaya kepemimpinan ini juga memiliki risiko. Jika informasi yang dimiliki Dedi Mulyadi tidak optimal, maka keputusan yang diambil bisa kurang tepat dan menjadi bumerang.
Dalam situasi seperti ini, kata Kristian, bawahan yang harus turun tangan menyelesaikan masalah, berperan sebagai "pemadam kebakaran".
"Keputusan yang kurang tepat ini bisa menjadi bumerang, di mana saat muncul masalah, bawahan yang harus turun tangan menyelesaikannya. Saya menyebutnya sebagai pemadam kebakaran, yang sebenarnya bukan situasi ideal," tandasnya.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait