Ia menegaskan bahwa ancaman yang diterimanya bukan sekadar ujaran kebencian, melainkan sudah masuk kategori serius dan membahayakan.
“Ini yang menurut saya tidak bisa kemudian saya biarkan begitu saja," tegasnya.
Lebih jauh, Neni mempertanyakan respons berlebihan terhadap salah satu video TikTok-nya yang membahas bahaya buzzer terhadap demokrasi, meskipun tidak menyebutkan nama atau instansi secara eksplisit.
"Padahal kalau kita lihat di akun TikTok saya, yang menyebutkan tentang bahaya buzzer untuk demokrasi, itu sama sekali saya tidak menyebutkan secara spesifik seperti yang tadi disampaikan oleh Mas Ikhwan kepada salah satu kepala daerah. Karena yang saya sebutkan adalah siapapun kepala daerah,” ujarnya.
“Jadi, tidak ada mention Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat, atau nama Kang Dedi Mulyadi itu sendiri. Saya justru jadi bertanya-tanya juga, kenapa kok merasa resah dengan TikTok saya itu," tutup Neni.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait