“Pendidikan di mana pun perlu standarisasi. Kita harus punya tolok ukur jelas untuk hasil belajar. TKA bisa jadi salah satu indikatornya,” katanya.
Tes ini juga memberi angin segar bagi siswa yang berasal dari lingkungan belajar yang kurang mendukung. Dengan mengikuti TKA, mereka punya kesempatan menunjukkan kemampuan akademik secara lebih objektif, sekaligus memotivasi diri untuk belajar lebih giat. Darmaningtyas bahkan membandingkan fungsinya dengan tes kemampuan bahasa seperti TOEFL atau IELTS.
Meski sifatnya opsional dan tidak menentukan kelulusan, TKA diharapkan mampu membangun atmosfer kompetisi positif. Siswa, guru, hingga orang tua bisa menjadikannya sebagai ajang untuk bersama-sama berupaya mencapai hasil lebih baik.
“TKA adalah proses evaluasi pembelajaran untuk setiap siswa,” tegas Darmaningtyas.
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas penyelenggaraan. Tes ini hanya akan efektif bila bebas dari manipulasi nilai atau kebocoran soal.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait