Di tempat yang sama, Wakil Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Brigjen Pol I Made Astawa menyebut penyebaran paham NII hampir merata di wilayah Jabar, baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Itu tidak membedakan dengan wilayah lain," ujar I Made.
Menurutnya, kelompok tersebut tidak hanya menyasar orang dewasa, tetapi juga generasi muda, mulai dari pelajar hingga mahasiswa.
Bahkan mereka juga mengincar masyarakat dari berbagai kalangan ekonomi, keluarga berkecukupan pun tidak luput dari target perekrutan.
"Semua elemen. Ada yang tinggal di kota, ada di desa," sebutnya.
Ia menegaskan, sebanyak 280 mantan anggota NII yang kembali ke NKRI pada hari ini melakukannya atas kesadaran sendiri. Proses pencabutan baiat pun berlangsung tanpa hambatan berarti.
“Sekitar satu tahun (proses cabut baiat). Saya kira tidak ada hambatan karena mereka kesadaran sendiri,” imbuhnya.
Untuk mencegah mereka kembali ke organisasi sebelumnya, Densus 88 bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai instansi memberikan pelatihan serta pendampingan, termasuk membuka akses kerja di sektor pertanian dan bidang lainnya.
"Kami melakukan beberapa pelatihan untuk mereka, memberikan lapangan pekerjaan di bidang pertanian seperti itu, bekerja dengan semua sektor bertani, berkebun, maupun pekerjaan lain," katanya.
Ia mengajak seluruh mantan anggota NII untuk kembali aktif di masyarakat dan berperan dalam pembangunan daerah.
"Kedepannya ini tidak menjadi masalah untuk NII. Kita kembali ke negara kesatuan Republik Indonesia, membangun Jawa Barat khususnya, sama-sama semoga hidup kita baik, merata ekonominya," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
