"Pada 2024 ini, jamaah haji Jawa Barat akan berangkat dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Jawa Barat adalah satu-satunya provinsi yang memiliki dua embarkasi dan asramahi haji. Pertama di Bekasi dan kedua Indramayu. Tahun ini, jamaah haji Kabupaten Bandung berangkat haji melalui BIJB Kertajati," ujarnya.
Kang Ace menuturkan, kerap beredar diisinformasi di masyarakat tentang biaya haji di Indonesia mahal. Berdasarkan data, tutur Kang Ace, biaya haji 2018 Indonesia Rp33 juta, Malaysia Rp38 juta, Singapura Rp80 juta, Brunei Rp135 juta. Pada 2019, Indonesia Rp35,2 juta, Singapura Rp71 juta, Malaysia Rp39 juta. Pada 2022, Indonesia Rp39,8 juta, Malaysia Rp45,6 juta, Singapura Rp98 juta, Brunei Rp170 juta.
Sedangkan kuota haji Indonesia pada 2024 sebanyak 241.000 jamaah. Ini kuota haji terbesar sepanjang sejarah. Malaysia hanya 28.000 jamaah. Karena hitungan kuota haji, dari 1.000 muslim dapat 1 kuota. Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
"Dari 241.000, kuota haji khusus 19.000. Sedangkan Kabupaten Bandung dapat kuota 3.000 jamaah. Di antara ratusan ribu jamaah haji itu, puluhan ribu di antaranya lanjut usia. Karena itu, perlu dilakukan skrining kesehatan terlebih dulu. Ini penting dilakukan," tutur Kang Ace.
Dalam kesempatan itu, Kang Ace juga membeberkan tentang pelayanan haji saat ini. Jika dibanding pada 1995, pelayanan haji saat ini telah lebih baik. Pada 1995, masing-masing jamaah membawa bekal makanan. Sebab saat itu, jamaah tidak diberi makan.
Kini, jamaah diberi 27 kali makan di Madinah, 66 kali makan di Makkah, 15 kali di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Selain itu, disepakati pula, makanan yang disediakan untuk jamaah berselera Nusantara.
Editor : Ude D Gunadi