Faqih Wartawan Korban Penganiayaan Demonstran Tolak UU TNI Lapor ke Polrestabes Bandung

Meski mendengar percakapan tersebut, Faqih mengaku tetap melanjutkan peliputan. Namun situasi tiba-tiba berubah ketika muncul teriakan dari arah massa.
"Kemudian dari arah depan saya, atau dari massa yang duduk, ada teriakan: 'yang gendut pakai baju putih, awas intel.' Saya pun panik, langsung menyalakan rokok. Lalu dari arah yang sama ada yang teriak lagi, 'itu yang gendut pakai baju putih ngerokok, itu intel'," ujarnya.
Kemudian, Faqih dikepung oleh sejumlah orang berpakaian hitam. Dalam kondisi panik, Faqih mencoba memberitahu bahwa dirinya wartawan.
"Saya sempat bilang, 'dari media Kompas.com' sambil menunjukkan ID card pers saya ke sejumlah massa yang mengelilingi saya," tutur Faqih.
Namun, massa tetap mendesaknya untuk membuka isi ponsel. Faqih menyebut sempat menunjukkan grup WhatsApp redaksi Kompas.com.
Beruntung, ada beberapa orang dari kerumunan yang mengetahui Faqih adalah wartawan. Mereka membantu Faqih keluar dari kepungan dan mengarahkannya ke rumah makan Bancakan tidak jauh dari lokasi.
"Saya dibantu oleh beberapa orang dan melindungi saya, berjalan menuju Rumah Makan Bancakan sambil menunjuk dan bilang di sana ada teman-teman saya dari media," ucapnya.
Namun, saat hendak mendekati rumah makan tersebut, situasi kembali memanas. Faqih kembali mengalami tindakan kekerasan.
"Bokong saya sempat ditendang 2–3 kali, baju ditarik-tarik. Lalu ada yang memukul kepala saya. Seingat saya dua kali," ujar Faqih.
Melihat kondisi itu, beberapa rekan media segera menarik Faqih dan membawanya masuk ke dalam rumah makan demi mengamankan diri.
Editor : Agus Warsudi