Polisi Tembakan Gas Air Mata dan Water Cannon, Pukul Mundur Demonstran Anarkistis
Pantauan di lokasi, simulasi diawali dengan suasana kondusif Kota Bandung. Masyarakat beraktivitas seperti biasa. Anggota Satlantas Polrestabes Bandung melakukan patroli rutin.
Tak lama kemudian, massa demonstran menggelar aksi di depan Gedung Sate dan DPRD Jabar. Awalnya, aksi para demonstran berlangsung damai. Namun, tiba-tiba berubah ricuh.
Demonstran melempari petugas dengan benda-benda keras ke arah petugas. Juru negosiator mengimbau agar massa tenang dan tak melakukan tindakan anarkistis. Kapolsek yang memantau melaporkan situasi itu ke Kabag Ops.
Lalu, Kabag Ops menugaskan satu regu dalmas antihuru hara membuat pagar betis menghadapi demonstran yang mulai rusuh. Petugas juga terus mengimbau massa agar tidak melakukan tindakan anarkistis.
Namun imbauan itu tak dihiraukan. Massa justru semakin brutal. Akhirnya, Kabag Ops melaporkan situasi itu ke Kapolrestabes Bandung. Sejumlah petugas medis mengevakuasi korban yang terluka.
Guna mengatasi situasi tak kondusif itu, Kapolrestabes memerintahkan satu regu Brimob antihuru hara membubarkan para perusuh.
Petugas membuat pagar betis dengan tameng. Kendaraan taktis dan water cannon berada di belakang barisan Brimob. Massa bukannya mundur tapi semakin anarkistis. Akhirnya, setelah memberikan imbauan, petugas terpaksa menembakkan gas air mata dan water cannon.
Akhirnya, massa berhasil dibubarkan. Seiring berjalan waktu, situasi kembali kondusif. Setelah insiden itu, Polrestabes Bandung menggelar patroli berskala besar untuk memberikan kepastian bahwa situasi Kota Bandung telah aman dan kondusif.
"Kami ingin memastikan seluruh anggota siap, terlatih, dan memahami prosedur saat menghadapi kerusuhan,” kata Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Asep Saepudin.
Editor : Agus Warsudi