Tegar mengakui dakwaan sebagai pemimpin pemberontak dan saat dijadikan saksi persidangan teman-temannya yang diadili, ia menyatakan bahwa apa yang dituduhkan adalah tanggung jawab dirinya sambil mengatakan: "Mereka berbuat atas perintah saya, maka sayalah yang bertanggung jawab."
26 Maret 1949, hakim beri putusan hukuman mati kepada Wolter Mongisidi yang dilaksanakan pada tanggal 5 September 1949. Surat keputusan langsung disetujui dan ditandatangani beliau. Padahal Belanda kerap membujuk Mongisidi agar mau bekerja sama, tapi ia tegas menolak.
Kepada anggota regu penembak saat pelaksanaan hukuman mati, Wolter Monginsidi sempat mengatakan: "Jalankan kewajibanmu, dan tembaklah dengan tepat." Pada Kitab Suci yang dijadikan bantalnya ditemukan tulisan tangan berbunyi: "Setia hingga akhir di dalam keyakinan."
Keyakinan pada cita-cita kemerdekaan membuat Wolter Monginsidi tidak gentar menjalani proses persidangan yang penuh dengan penyiksaan dan berkepanjangan, serta ancaman dan bahkan putusan hukuman mati terhadapnya.
"Robert Wolter Monginsidi membuktikan diri sebagai pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri serta memiliki kesetiaan terhadap anak buah dan temannya, yaitu dengan mengambil alih semua tanggung jawab atas dakwaan dan ancaman hukum yang ditujukan kepada mereka," ujar Prabowo.
Selain itu, Prabowo menilai, Wolter Mongisidi merupakan sosok anak muda yang berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan berani dan terhormat. Baginya, Mongisidi selalu jadi pengingat agar tidak menyerah dalam pengabdian kepada bangsa dan negara dalam mengisi kemerdekaan sehingga seluruh rakyat bisa tersenyum bahagia.
"Saya mengajak sahabat sekalian untuk setiap anak bangsa untuk bersatu dengan keahliannya masing-masing berkarya dalam mengisi masa kemerdekaan yang telah diwarisi kepada kita. Selamat Hari Pahlawan. Selamat beraktivitas mengisi kemerdekaan," tandas orang nomor satu di Gerindra ini.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait