Cenli menjelaskan, salah satu instrumen finansial yang populer digunakan untuk investasi dan trading yaitu saham. Membeli saham sama saja dengan membeli perusahaan, dan menitipkan dana di perusahaan itu untuk diputar kembali sehingga menghasilkan keuntungan.
"Untuk membeli saham, ada dua analsis yang bisa kamu lakukan yaitu, fundamental analysis dan technical analysis," ujar Cenli.
Fundamental analysis adalah ketika membeli saham suatu perusahaan kita menilai kinerjanya di sektor rill, seperti apakah bisnis perusahaan itu sehat atau tidak. Jika ingin berinvestasi saham, maka analisis yang digunakan lebih cocok fundamental analysis karena sifatnya jangka panjang.
Sedangkan, technical analysis lebih memerhatikan nilai harga sama perusahaan, misalkan PT A hari ini harganya sahamnya R 30 ribu, lalu besok jadi Rp32 ribu, lusa jadi Rp 4 ribu, dan seterusnya.
"Technical analysis ini lebih sering dipakai untuk trader yang membeli saham untuk dijual kembali dalam jangka waktu pendek," jelas Cenli.
Selain ada perbedaan analysis dan jangka waktunya, investasi dan trading juga berbeda dari pola pikir yang harus ditanamkan. Dalam investasi yang memang orientasinya untuk jangka panjang, tidak boleh panik saat melihat harga sahamnya turun karena hal itu memang bisa terjadi dan masih ada kemungkinan untuk naik kembali.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait