Hengki menyatakan, di PT Baula Petra Buana, ANH perempuan kelahiran Sidikalang 3 Agustus 1971 itu menguasai 30 persen saham senilai Rp18 miliar.
Sedangkan di PT Kabaena Kromit Prathama, ANH tercatat sebagai pemegang 70 persen saham senilai Rp1,75 miliar. ANH juga mengantongi 25 persen saham PT Tribhuwana Sukses Mandiri senilai Rp 22,5 juta.
“Hasil penelusuran awal kami ini cukup mangagetkan lantaran perusahaan-perusahaan yang dimiliki ANH semua bergerak di bidang tambang nikel. Di berbagai media telah diungkap bahwa perusahaan-perusahaan milik ANH itu beroperasi di Sulawesi Tenggara,” ujar Hengki.
HSepak terjang ANH di dunia tambang nikel itu, tutur dia, menimbulkan tanda tanya lantaran AS, suami ANH, terpilih sebagai Gubernur Sulawesi Tenggara pada Pilkada Serentak Tahun 2024 lalu.
“Karier AS di militer cukup mentereng. Dia lain merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Sulawesi Tenggara periode 2015-2019. Tak lama berselang, AS dipromosikan menjabat Pangdam XIV/Hasanuddin sejak 2020 hingga 2021,” tuturnya.
Berdasarkan rilis harta kekayaan calon kepala daerah di laman Laporan Harta dan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, kekayaan AS mencapai Rp632 miliar. Jumlah tersebut menempatkan AS sebagai calon gubernur terkaya se-Indonesia di Pilkada Serentak 2024.
Hengki mengatakan, keheranan terhadap mulusnya sepak terjang ANH di tambang nikel semakin memuncak setelah sejumlah permasalahan hukum menyeret perusahaan-perusahaan milik ANH. Walaupun terseret masalah hukum, namun hingga saat ini, ANH masih melenggang bebas sebagai pemilik perusahaan-perusahaan tersebut.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait