2. Doa sebagai bentuk pemahaman akan kewajiban
Doa sebelum menyambut bulan Ramadhan dapat diucapkan sebagai cara untuk memahami apa saja kewajiban yang harus dilakukan seorang Muslim yang baik dan taat, seperti tertuang dalam Surat Al Baqarah Ayat 184:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْتَعْلَمُوْنَ (184)
Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain."
3. Doa agar amalan diterima
Meningkatkan ibadah dan amalan-amalan sunnah seharusnya jangan dilakukan ketika bulan Ramadhan saja. Berbagai amal ibadah yang dilakukan pun diharapkan bisa berjalan dengan lancar tanpa halangan mulai dari hingga bulan Ramadhan usai. Berikut doa yang bisa dipanjatkan.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
Artinya: "Ya Allah, antarkanlah aku sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan." (Lihat kitab Lathaif Al Ma’arif, halaman 264).
Editor : Rizal Fadillah