"Ketajaman Kongres Pemuda 1928 dalam membedah situasi dan mempersiapkan kebajikan generasi pemuda Indonesia mendatang telah menghasilkan semangat kebangsaan yang berkelanjutkan hingga hari ini," katanya.
Menurut Firli, eksistensi kuat kaum intelektual muda ketika itu tidak bisa dilepaskan dari peristiwa sosial politik maha penting bangsa Indonesia jelang kemerdekaan. Kebebasan berekspresi menjadi ciri khas dari hak berkumpul dan berorganisasi.
Kebajikan tertinggi menjadi pemuda Indonesia ialah dengan menjalankan azas mulia yang telah dihasilkan oleh Kongres Pemuda 1928 tersebut.
"Kendati karakter kelompok pemuda Indonesia yang terbebas dari tindak perilaku korupsi, nepotisme dan kolusi adalah jalan terbaik menjaga kewarasan ekspresi kritis kaum intelektual muda Indonesia," imbuhnya.
Bersandar pada fakta bahwa pemuda Indonesia merupakan penerus, penggerak, dan pelaksana estafet masa depan bangsa, Hari Sumpah Pemuda sudah sepatutnya dirayakan dalam semangat 'Bersama Majukan Indonesia' dengan generasi muda anti-korupsi, anti-kolusi, dan anti-nepotisme (KKN).
Editor : Zhafran Pramoedya