"Sebetulnya kan program kita ini secara konsep kita memelihara yang lama yang juga ada nilai-nilainya dari segi tradisi kemudian kita juga menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru ini bisa yang sesuatu yang sedang trend sekarang atau juga kita menciptakan ada lagu-lagu yang kita bikin sendiri juga yang alhamdulillah ini menjadi laku juga di pasarannya Saung Angklung Udjo," paparnya.
Menurutnya, kerja sama dengan pemerintah, beragam asosiasi, serta ekosistem pariwisata dan budaya pun dibentuk untuk mempertahankan program edukasi kebudayaan.
"Dorongan pemerintah cukup bagus. Misalnya Kota Bandung dengan menamakan Bandung sebagai Kota Angklung itu juga artinya mendorong bagaimana angklung ini bisa bukan hanya diketahui dari Kota Bandung tapi bagaimana masyarakat Bandung bener bener bukan hanya mengenal kekuatannya sendiri tapi juga bisa menonton, menikmati dan memainkannya," katanya.
Tak lupa, Kang Opik juga mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat dalam pemecahan Guinness World of Records yang melibatkan 15.110 orang memainkan alat musik angklung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 5 Agustus 2023 lalu.
"Saya mewakili Saung Angklung Udjo beserta semua penggiat angklung dan pelestari budaya seluruhnya merasa sangat terhormat atas bantuan para pihak sehingga Udjo Reborn dapat terlaksana pada tahun 2021, serta prestasi penghargaan GWR yang diselenggarakan oleh OASE KIM dari akhir tahun 2022 sampai tahun 2023," tuturnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait