Guru yang menjadi penggerak GLS lantas memaparkan suatu tema yang jadi bahasan. Lantas para siswa harus merespon apa yang sudah disampaikan penggerak GLS.
"Misalnya hari ini kita akan membahas lagu bahasa inggris. Di situ kita mendengarkan lagunya, kita ditanya apa makna di lagu tersebut. Nanti akan ada siswa yang mengacungkan tangan bahwa makna lagu seperti ini. Si penulis dengan perasaan seperti ini," cerita Dhea.
Menurut Dhea, pola Lentera Mahardika seperti itu lebih menarik dibanding duduk dikelas semua siswa harus membaca selama 15 menit. Sebagian siswa ketika dirinya saat itu SMP ada juga yang tidak membaca.
"Lebih menarik ke lapangan, saling sharing, saling menggali informasi," ujar siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Cipatat itu.
Duta Hukum dan HAM Jawa Barat itu mengaku, dampak hadirnya dari Lentera Mahardika begitu terasa terhadap semangat membaca. Bahkan bisa mendapatkan informasi dengan cara yang menyenangkan.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait